Usainya pemilu 2024, menjadi awal dari perubahan sistem pemerintahan di Indonesia. Dengan adanya pergantian presiden dan pelantikan menteri baru, kebijakan di berbagai sektor pemerintahan juga akan berubah. Perubahan pada kebijakan politik juga akan terjadi. Perubahan kebijakan politik ini berdampak langsung pada pertumbuhan perekonomian negara,termasuk aktivitas di pasar modal.
Rezim mengalami perubahan, bagaimana pengaruhnya terhadap regulasi pasar modal? Dalam regulasi pasar modal, OJK memegang peranan penting. Meski berganti presiden, OJK akan tetap memasukkan pasar modal sebagai salah satu program kerja utamanya. Oleh karena itu, dari sisi regulasi, pasar modal selalu berkembang dan berbenah ke arah yang lebih baik. Hal ini karena, baik dari bursa efek, pemerintah, dan OJK, masih menganggap pasar modal sebagai salah satu pilar penting di perekonomian Indonesia.
Regulasi saat ini, Transparan atau Akuntabel ? Setiap kali BEI (Bursa Efek Indonesia) mengumumkan peraturan baru, pasti akan dipublikasikan, begitu pula OJK. Regulasi pasar modal yang ada dapat diakses oleh Stake holder sebagai rujukan atau acuan dalam menjalankan peran masing-masing di pasar modal baik OJK dan BEI memiliki audit ISO yang merupakan bukti bahwa pasar modal, baik lembaga di dalamnya, patuh, akuntabel dan transparan. Contohnya, yaitu dengan SNI ISO 307001 yang telah diterapkan di OJK, bursa efek, dan stakeholder pasar modal dapat menjadi bukti bahwa regulasi yang ada sudah cukup transparan dan akuntabel.
Apakah kondusif untuk pertumbuhan pasar modal? Perpindahan rezim politik yang ada, dapat cukup menstimulus pertumbuhan pasar modal secara tidak langsung. Hal ini karena, pasar modal bersifat adaptif terhadap kebijakan yang ada. Para pemangku pasar juga akan berpindah sektoral untuk beradaptasi dengan kebijakan baru. Mereka akan menyesuaikan harga saham di emiten. Kebijakan politik akan sedikit banyak berpengaruh ke pasar modal dan pasar modal akan lebih kondusif ke depannya.
Karena secara domestik, para investor menunggu momen pemilu. Investor menunggu kejelasan sosok presiden, sehingga usai pemilu pasar modal akan tumbuh secara kondusif selama faktor ekonomi makro bersifat bertumbuh. Secara politik kondisi saat ini cukup baik yang berarti dapat mendorong sentimen positif untuk mendorong pertumbuhan pasar modal.
Apa dampak kebijakan politik baru terhadap sektor tertentu di pasar modal Indonesia usai pemilu? Kita harus melihat kebijakan apa yang akan diambil. Munculnya kebijakan politik baru bisa saja hanya berdampak kecil pada sektor-sektor yang bergerak di bidang tertentu dan kebijakan politik menjadi indikator untuk kita melihat ke arah mana pasar modal secara domestik akan bertumbuh.
OJK dan BEI bekerja sama untuk menjaga stabilitas perdagangan,saat ini mereka berfokus pada perlindungan konsumen. Perlindungan konsumen mencakup investor, emiten, dan sekuritas serta peraturan yang dimaksudkan untuk melindungi investor seperti papan pemantauan khusus dan notasi khusus.
Topik ini tengah dikaji baik oleh pihak BEI maupun OJK yang kedepannya juga akan membahas delisting perusahaan, apakah perlu melakukan untuk buyback, apabila harus melakukan buyback berapa harga buybacknya, seperti apa mekanismenya? Topik ini sedang dibahas oleh OJK. Regulasi terkait pilihan konsumen menjadi salah satu prioritas OJK tahun ini.
Sehingga, Berdasarkan kebijakan yang ada saat ini, terlihat bahwa beberapa sektor yang akan tumbuh cukup pesat adalah sektor keuangan secara makro dan sektor yang terkait dengan kelangsungan IKN dapat berupa sektor konstruksi dan properti, khususnya emiten yang sudah memiliki strategi ekspansi ke IKN. Seperti emiten kesehatan dan properti dimana beberapa sudah memiliki tanah untuk digunakan. Pertumbuhan ekonomi akan tumbuh seiring dengan kemampuan Presiden untuk menumbuhkan perekonomian kita hingga mendekati angka 6%, sehingga dapat berdampak positif pada semua sektor. Apalagi pada tahun 2022 dan 2023, banyak sektor yang tertinggal.
Narasumber : Akhmad Nuranyanto KP BEI Jawa Tengah 1