About Us Locations Events News Calendar Register Login
EN ID
EN ID
× RDIS
About Us
Locations
Events
News
Calendar
Register
Login
Home > News List > News Detail
January Effect, Momentum Investor Cetak Cuan dari Investasi
Share :
07-February-2024|10:02
Banner
Banner
Banner

January Effect lazim digunakan para investor sebagai kesempatan untuk mengoptimalkan peluang keuntungan dari investasi saham. Momen yang sama kembali terulang tahun 2024 ini.

January Effect lazimnya dimanfaatkan para investor sebagai momentum untuk mengoptimalkan keuntungan dari portofolio investasi. Hal ini terjadi karena likuiditas perdagangan saham yang meningkat pada awal tahun mendorong kenaikan harga saham banyak emiten.

Tahun ini, momentum itu kembali dinikmati investor. Para investor di Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia (GI BEI) juga punya kesempatan yang sama. Periode ini juga menjadi kesempatan bagi investor menimbang untuk mengoleksi saham-saham yang berpotensi untuk tumbuh dari sisi fundamental dan teknikal.

Ini menjadi kesempatan bagi investor untuk menentukan strategi investasi sepanjang tahun 2024. Saham-saham berkapitalisasi besar bervaluasi menarik dapat menjadi pilihan investor ataupun calon investor.

Heidy Happsari, Dosen Pembina GI BEI Universitas Gunadarma mengatakan, January Effect menjadi kesempatan bagi investor untuk menangkap momentum dan meraih potensi keuntungan sejak awal tahun serta menentukan strategi investasi di sepanjang 2024.

“Dengan memanfaatkan momentum January Effect investor dapat mengoleksi saham-saham berkapitalisasi besar, khususnya dari sektor perbankan dan properti, yang memiliki ruang untuk tumbuh jika dibandingkan posisi harganya di akhir tahun lalu,” ujar Heidy, Jumat (12/1).

Investasi pada saham-saham berbasis syariah juga dinilai perwakilan GI BEI masih memiliki ruang untuk tumbuh secara signifikan dengan memanfaatkan momentum January Effect.

Doddy Eka Putra, Mentor Saham Syarih dan Founder dan Pembina dari GI BEI Ulive Academy yakin saham-saham berbasis syariah akan mampu berkembang signifikan dengan tetap diimbangi peningkatan dari sisi literasi dan inklusi kepada seluruh kalangan khalayak.

“Dalam lima tahun terakhir fenomena January Effect yang terjadi pada perusahaan yang terdaftar di LQ-45 menunjukkan probabilitas sebesar 0,64%. Hal ini menunjukan fenomena January Effect berpeluang besar terjadi di Bursa Efek Indonesia,” ujar Doddy, Jumat (12/1).

January Effect adalah salah satu fenomena yang terjadi di pasar modal setiap tahun, tepatnya pada awal tahun, ketika harga saham umumnya naik karena maraknya aktivitas transaksi. Fenomena ini umumnya terjadi karena para investor kembali melakukan entry atau pembelian kembali saham-saham yang sempat dijual pada Desember tahun sebelumnya.

Secara sederhana, January Effect merupakan istilah yang merujuk pada kecenderungan pasar saham akan naik selama Januari. Fenomena musiman ini pertama kali diamati oleh bankir investasi asal Amerika Serikat, Sidney B. Wachtel pada 1942. Sidney merangkum secara historis bahwa sejak 1925, harga saham-saham di bursa saham AS mengalami kenaikan pada awal tahun atau tepatnya bulan Januari, lebih tepatnya sebelum pertengahan dan akhir bulan. Umumnya, para analis saham menganggap reli Januari disebabkan karena kembalinya para investor memborong saham usai ’bersih-bersih’ portofolio pada akhir tahun sebelumnya.

Penjelasan lainnya, investor menggunakan bonus dan kas yang menumpuk di akhir tahun untuk masuk lagi ke market pada Januari.

Tim riset BEI mencatat Berdasarkan data historis yang telah diolah, indeks sektor financials (IDXFINANCE), consumer cyclicals (IDXCYCLIC), serta transportation & logistics (IDXTRANS) mengalami kenaikan yang tertinggi pada 2 pekan pertama di tahun 2024. Jika dibandingkan di posisi penutupan

perdagangan di akhir 2023, ada 338 saham mengalami kenaikan dan sebanyak 322 saham mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Jumat (12/01/2024).

Supporting Files

Bursa Efek Indonesia

Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower 1, Lantai 6 Jalan Jendral Sudirman Kav 52-53 Jakarta Selatan 12190, Indonesia
0800-100-9000(free)
021-543534(Helpdesk)
[email protected]

FAQs | Contact Us |
© 2020 Regional Development Information System